Sabtu, 04 Maret 2017

Epilepsi

Pengertian Epilepsi

Dalam arti medis, kata epilepsi di ambil dari bhs Yunani “epilambein” yang bermakna serangan. Awal mulanya beberapa orang meyakini kalau serangan yang disebut datang dari suatu hal yg tidak tampak (roh halus) yang menerpa badan seorang. Bersamaan perubahan pengetahuan kedokteran modern, epilepsi mulai dipahami sebagai masalah atau berhentinya manfaat otak dengan cara mendadak serta berkala yang dikarenakan oleh terjadinya terlepas muatan listrik terlalu berlebih serta tak teratur pada beberapa sel otak dengan cara mendadak, hingga penerimaan serta pengiriman rangsang pada bebrapa sisi otak serta dari otak ke bebrapa sisi badan lain jadi terganggu. Yang disebut dalam artian “berkala” dalam arti itu tak bermakna mempunyai rentang saat spesifik, namun bisa nampak setiap saat serta lalu berulang lagi dengan cara mendadak juga.

Pasien epilepsi mempunyai ambang serangan yang lebih rendah di banding orang normal. Yang disebut dengan “ambang serangan” yaitu batas tingkatan rangsang (stimulasi) yang sangat mungkin otak alami serangan atau tak.


Apakah Penyebabnya Epilepsi?

Banyak teori tentang penyebabnya epilepsi, dari mulai idiopatik (tak di ketahui pemicunya) hingga pada akhirnya sedikit untuk sedikit mulai di ketahui meskipun masihlah terpisah-pisah. Satu diantara teori menyebutkan kalau epilepsi adalah gabungan pada ambang serangan (yang di turunkan dengan cara genetik), tak wajarnya jaringan otak (sebagai aspek predisposisi/aspek resiko) serta aspek lingkungan (sebagai presipitasi/pencetus). Jadi umpamanya, seorang dengan cara genetik mempunyai ambang serangan yang rendah namun tak memperoleh aspek pencetus jadi peluangnya orang itu tak alami serangan epilepsi.

Sebagian aspek penyebabnya ataupun aspek resiko yang telah di ketahui, diantaranya trauma kepala, demam tinggi, stroke, keracunan, tumor otak, permasalahan jantung serta pembuluh darah, masalah keseimbangan elektrolit, infeksi (meningitis/radang selaput otak serta ensefalitis/radang otak).

Bagaimana Kita Mengetahui Sinyal tanda Epilepsi?

Ada bermacam ekspresi serangan epilepsi seperti kejang, gerakan tak normal, serta aneh. Satu hal yang perlu diingat, kalau epilepsi tidak selamanya mesti bermakna kejang serta demikian sebaliknya, kejang juga belum pasti epilepsi. Gerakan yang muncul bisa cuma untuk gerakan melamun saja, umpamanya mendadak pasien hentikan kegiatannya serta bola matanya seakan-akan melihat jauh kedepan hingga gerakan aneh seperti gerakan melingkar, kepala miring serta lengan lurus (kondisi ini dimaksud versif). Ada juga ekspresi serangan berbentuk nyeri (pada kepala, lengan, punggung, dan lain-lain), baal/kesemutan, masalah kesadaran, pelo, ngompol, muntah, berkeringat, atau mimisan.

Sebagai contoh, serangan yang sifatnya tonik klonik, bakal menyebabkan serangan berbentuk mendadak berteriak lalu jatuh tidak sadarkan diri, semua badan kaku (tonik) lalu menghentak-menghentak (klonik), bola mata berputar ke atas, mulut berbuih, keluar keringat dingin, kulit kebiruan, nafas dangkal atau berhenti. Serangan berjalan sebagian menit. Saat serangan reda, nafas jadi teratur kembali, kesadaran sembuh dengan cara bertahap serta pasien terlihat bingung.

Pada masalah yang lain, serangan berbentuk absence tunjukkan tanda-tanda berbentuk pasien hentikan aktifitasnya dengan cara mendadak, mata terbuka seakan lihat jauh/melamun, terkadang dibarengi gerakan mata berkedip-kedip dengan cara cepat serta mulutnya komat-kamit. Serangan ini berjalan sepanjang sebagian detik lalu pasien meneruskan kembali aktifitasnya seakan tak berlangsung apa-apa. Pada serangan absence ini pasien tidaklah sampai jatuh.

Apa Saja yang Dapat Mencetuskan Serangan pada Pasien Epilepsi?
Ada banyak hal yang dapat menyebabkan timbulnya serangan epilepsi pada pasien :
–Kurang tidur
–Stres emosional
–Kelelahan fisik
–Infeksi, umumnya dibarengi demam
–Suhu tinggi
–Alkohol
–Rangsang sinar (berkedip-kedip, menyilaukan)
–Obat-obatan tertentu
–Perubahan hormonal, terlebih pada wanita (mendekati, waktu, serta sesudah haid)
–Rangsang nada (suara tinggi serta keras)

Apa yang Dapat Kita Kerjakan?

Bila kita merasakan satu diantara anggota keluarga atau orang yang kita kenal tunjukkan sinyal tanda atau tanda-tanda yang menghadap pada epilepsi, baiknya kita anjurkan agar berkonsultasi dengan dokter pakar. Pasien bakal di check secara detail apabila butuh dikerjakan kontrol EEG (Electro Encephalography). Sebaiknya pasien serta pihak keluarga berlaku terbuka pada dokter serta bercerita dengan cara detil apa yang dihadapi pasien. Info itu bakal begitu menolong dokter dalam memastikan diagnosis serta therapy setelah itu.

Cermati beberapa hal apa sajakah yang dapat mencetuskan serangan epilepsi pada pasien serta sebisa-bisanya cegahlah agar beberapa hal itu tak mencetuskan serangan epilepsi. Umpamanya saja, bila pasien sensitif pada sinar jadi baiknya pasien tidur dalam keadaan lampu redup atau dimatikan.
Pasien epilepsi berisiko tinggi alami cedera, jadi baiknya pasien tak mengendarai kendaraan sendiri serta senantiasa ditemani bila bakal pergi. Pada sebagian masalah, pasien yang telah punya kebiasaan dapat tahu bila dianya bakal alami serangan hingga dianya bakal selekasnya mencari tempat yang aman.

Berilah support dan ingatkan untuk minum obat serta kontrol dengan teratur lantaran umumnya penyembuhan untuk pasien epilepsi memerlukan saat cukup lama. Mintalah support sekitar lingkungan, serta upayakan jangan pernah pasien dikucilkan. Bila pasien masihlah sekolah, sertakan guru di sekolahnya agar dapat mengerti keadaan pasien, terlebih yang menyangkut permasalahan akademis. Umumnya pasien condong kerap izin tak masuk sekolah lantaran sakit atau periksa ke dokter. Pada intinya pasien epilepsi tak dilarang untuk bekerja, cuma saja baiknya pekerjaan sesuai dengan type serangan. Tentukan pekerjaan yang relatif aman untuk kurangi peluang cedera.
Baiknya keluarga, guru, rekanan kerja serta beberapa orang yang paling dekat dengan pasien tahu beberapa hal yang perlu dikerjakan waktu pasien alami serangan seperti :

  • Janganlah cemas, upayakan tetaplah tenang 
  • Cegah jangan pernah lidah pasien tergigit waktu kejang 
  • Jangan memasukkan benda apa pun kedalam mulut penderita 
  • Biarkan serangan berlalu
  • Amankan pasien dari lingkungan yang membahayakan dianya. 
  • Longgarkan baju supaya tak ketat. 
  • Miringkan posisi kepala apabila kejang telah berhenti. 
  • Bila serangan berkelanjutan. Selekasnya kirim pasien ke Tempat tinggal Sakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar